KAWITAN
Dalam lanskap industri smartphone yang terus berkembang pesat, inovasi menjadi kunci utama untuk menarik perhatian konsumen. Salah satu terobosan paling mencolok dalam beberapa tahun terakhir adalah kemunculan ponsel lipat. Perangkat ini menawarkan pengalaman baru dengan layar yang dapat ditekuk, menggabungkan fungsionalitas tablet dan portabilitas smartphone tradisional. Namun, di tengah gempuran tren ini, ada satu nama yang tetap teguh pada jalurnya: Poco.
Poco, merek yang dikenal dengan filosofi “Flagship Killer” atau “performa ekstrem dengan harga ekstrem,” secara konsisten memilih untuk tidak terjun ke pasar ponsel lipat. Pertanyaan besar pun muncul: Mengapa Poco Tak Tertarik Bikin Ponsel Lipat (Untuk Sekarang)? Apakah ada alasan strategis di balik keputusan ini, ataukah Poco hanya menunggu waktu yang tepat? Artikel ini akan mengupas tuntas alasan-alasan di balik sikap Poco, termasuk pandangan dari internal Poco Global, serta menganalisis kondisi pasar dan positioning merek yang unik.
Dalam beberapa tahun terakhir, merek-merek besar seperti Samsung, Huawei, Xiaomi, dan bahkan Google telah meluncurkan berbagai model ponsel lipat mereka. Konsumen disuguhi pilihan yang semakin beragam, dari desain lipat horizontal ala buku hingga lipat vertikal yang ringkas. Namun, Poco belum menunjukkan minat serius untuk bergabung dalam perlombaan ini. 
Memahami DNA Poco: Performa Ekstrem, Harga Ekstrem
Sejarah Singkat Poco: Dari Sub-brand Menjadi Kekuatan Global
Poco pertama kali diperkenalkan pada tahun 2018 sebagai sub-merek dari Xiaomi, dengan misi tunggal: menyediakan perangkat dengan spesifikasi tinggi dan performa mumpuni, namun dengan banderol harga yang jauh lebih terjangkau dibandingkan flagship lain di pasaran. Produk pertamanya, Poco F1, langsung menarik perhatian global dengan chipset kelas atas yang saat itu belum pernah ada di segmen harganya. Keberhasilan ini membuat Poco berdiri sendiri sebagai merek independen pada tahun 2020, dan sejak itu terus membangun reputasinya sebagai penyedia smartphone dengan “performa ekstrem” untuk segmen pasar yang mencari nilai terbaik.
Filosofi ini tidak hanya sekadar slogan, melainkan inti dari setiap produk yang Poco hadirkan. Mulai dari seri F yang fokus pada performa paling tinggi, seri X yang menyeimbangkan performa dan fitur, hingga seri M yang menawarkan nilai optimal di segmen menengah, setiap perangkat Poco dirancang untuk memberikan pengalaman maksimal sesuai dengan segmen harganya. Pendekatan “harga ekstrem” yang diterapkan Poco berarti menekan biaya yang tidak perlu dan fokus pada komponen-komponen inti yang paling penting bagi performa.
Filosofi “Flagship Killer”: Performa Tinggi dengan Harga Terjangkau
Konsep “Flagship Killer” adalah jantung dari positioning Poco. Ini bukan hanya tentang menawarkan spesifikasi tinggi, tetapi tentang bagaimana spesifikasi tersebut diterjemahkan menjadi pengalaman pengguna yang superior tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Poco selalu berambisi untuk “membunuh” atau menantang dominasi smartphone flagship dengan menyajikan performa yang setara atau bahkan lebih baik di beberapa aspek, namun dengan harga premium yang sangat jauh di bawahnya. Filosofi ini telah membentuk basis penggemar yang loyal, yang menghargai fokus Poco pada hal-hal yang benar-benar penting bagi pengguna, seperti prosesor bertenaga, RAM besar, dan layar responsif.
Maka, setiap keputusan strategis yang diambil Poco Global, termasuk untuk bikin ponsel jenis apa, akan selalu berakar pada filosofi ini. Ini menjadi kacamata utama untuk memahami mengapa Poco tak tertarik bikin ponsel lipat (untuk sekarang), karena teknologi lipat saat ini masih memiliki implikasi besar terhadap harga dan prioritas desain.
Mengintip Tren Global: Pasar Ponsel Lipat yang Berkembang Pesat
Pertumbuhan dan Daya Tarik Teknologi Lipat
Sejak kemunculan pertamanya, pasar ponsel lipat telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, meskipun masih dalam skala yang lebih kecil dibandingkan pasar smartphone konvensional. Daya tarik utama dari teknologi lipat ini terletak pada kemampuannya untuk menawarkan area layar yang lebih besar dalam format yang tetap ringkas saat dilipat. Pengguna dapat menikmati media, bekerja, atau bermain game dengan lebih imersif pada layar yang luas, kemudian melipatnya menjadi ukuran yang pas di saku ketika bepergian.
Inovasi di sektor ini juga terus berlanjut, mulai dari peningkatan durabilitas engsel, pengembangan kaca ultra tipis yang lebih fleksibel, hingga optimasi perangkat lunak untuk mendukung pengalaman transisi antar mode lipat. Fitur-fitur seperti layar eksternal yang fungsional, kemampuan multitasking yang ditingkatkan, dan desain yang futuristik menjadi daya tarik kuat bagi segmen konsumen yang mencari teknologi paling baru dan berbeda. Tren ini tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi juga mulai merambah pasar Asia seperti di Indonesia, bahkan hingga ke Bali, di mana konsumen modern selalu terbuka terhadap inovasi.
Tantangan Utama: Harga Premium dan Kompleksitas Teknologi
Meski menarik, pasar ponsel lipat juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Yang paling signifikan adalah harga premium. Teknologi engsel yang kompleks, material layar yang canggih, serta proses manufaktur yang rumit, semuanya berkontribusi pada harga foldable yang jauh lebih tinggi dibandingkan smartphone konvensional dengan spesifikasi serupa. Akibatnya, harga premium ini menempatkan ponsel lipat di segmen pasar yang sangat mewah, sehingga kenyataannya pengguna foldable masih terbatas pada kalangan tertentu yang bersedia dan mampu membayar harga tersebut.
Selain harga, tantangan lain adalah kompleksitas teknologi. Durabilitas engsel dan layar lipat masih menjadi perhatian utama bagi banyak konsumen. Meskipun sudah banyak peningkatan, kekhawatiran tentang garis lipatan, ketahanan terhadap debu dan air, serta umur pakai komponen tetap menjadi pertimbangan. Oleh karena itu, bikin ponsel lipat tidak hanya membutuhkan inovasi, tetapi juga investasi besar dalam riset dan pengembangan untuk mengatasi masalah-masalah teknis ini secara efektif.
Sudut Pandang Eksklusif: Kenapa Poco Global Masih Menahan Diri?
Penjelasan dari Mantan Head of Product Marketing Poco Global, Angus Ng
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai sikap Poco, kita bisa merujuk pada pernyataan dari Angus Ng, mantan Head of Product Marketing Poco Global. Dalam beberapa kesempatan, Ng telah secara terbuka membahas alasan mengapa Poco tak tertarik bikin ponsel lipat (untuk sekarang). Pungkasnya, keputusan ini bukanlah karena Poco tidak memiliki kemampuan teknologi, melainkan karena pertimbangan strategis yang kuat dan berakar pada DNA merek.
Ng menekankan bahwa Poco memiliki fokus yang sangat jelas: menyediakan performa ekstrem dengan harga ekstrem. Ia menyatakan bahwa teknologi ponsel lipat, pada saat ini, masih belum bisa memenuhi kedua kriteria tersebut secara optimal. Untuk bikin ponsel lipat yang benar-benar baik, dengan durabilitas dan performa yang memuaskan, biaya produksi akan sangat tinggi, sehingga menghasilkan harga premium yang tidak sejalan dengan filosofi Poco. Menurutnya, pengalaman pengguna yang ditawarkan oleh ponsel lipat saat ini belum membenarkan “harga extreme price” yang harus dibayar konsumen.
Strategi Positioning Poco yang Jelas dan Terukur
Pernyataan dari Angus Ng semakin memperjelas positioning Poco di pasar. Poco tidak mencoba untuk menjadi merek yang pertama mengadopsi setiap tren baru. Sebaliknya, mereka menunggu hingga teknologi tersebut matang, stabil, dan yang terpenting, dapat ditawarkan dengan harga yang sesuai dengan filosofi mereka. Ini adalah strategi yang sangat terukur dan berfokus pada nilai, bukan sekadar inovasi demi inovasi.
Poco mengamati tren global, namun mereka tidak terburu-buru untuk mengikuti. Mereka menyadari bahwa kenyataannya pengguna foldable masih merupakan segmen yang sangat kecil dari keseluruhan pasar smartphone. Oleh karena itu, investasi besar untuk bikin ponsel lipat saat ini akan mengalihkan fokus dari target pasar utama mereka, yaitu para pengguna yang memprioritaskan performa tinggi dan harga terjangkau. Bagi Poco, ini adalah keputusan yang heavy head, namun diyakini akan menjaga integritas merek dan kepuasan pelanggan inti mereka.
Tiga Pilar Utama yang Mendasari Keputusan Poco
Ada tiga pilar utama yang menjadi fondasi keputusan Poco global untuk tidak bikin ponsel lipat saat ini. Ketiga pilar ini saling berkaitan dan mencerminkan komitmen Poco terhadap filosofinya.
Pilar 1: Faktor Harga—Harga Foldable yang Masih Melambung Tinggi
Harga Premium: Batasan yang Tidak Sesuai dengan Filosofi Poco
Ini adalah alasan paling krusial. Teknologi ponsel lipat memerlukan komponen khusus dan proses manufaktur yang jauh lebih rumit dibandingkan smartphone biasa. Layar yang fleksibel, engsel presisi tinggi, dan material bodi yang kuat namun ringan, semuanya memiliki biaya produksi yang sangat mahal. Akibatnya, setiap ponsel lipat yang beredar di pasaran, bahkan dari merek yang mencoba menawarkan harga yang lebih “terjangkau,” tetap berada di kategori harga premium yang sulit dijangkau oleh sebagian besar konsumen.
Poco, dengan misinya untuk menawarkan performa ekstrem dengan harga ekstrem yang kompetitif, akan kesulitan mengintegrasikan teknologi ini tanpa mengorbankan salah satu pilar utamanya. Jika Poco bikin ponsel lipat dengan harga yang kompetitif, kualitas dan durabilitasnya mungkin akan terkompromi, yang bertentangan dengan standar Poco. Sebaliknya, jika mereka mempertahankan kualitas tinggi, harga foldable akan melonjak, jauh melampaui rentang harga yang selama ini menjadi daya tarik Poco.
Strategi Extreme Price Poco: Mengapa Harga Foldable Sulit Masuk
Strategi “extreme price” Poco adalah tentang memberikan nilai terbaik untuk setiap rupiah yang dibayarkan. Ini berarti fokus pada komponen esensial yang meningkatkan pengalaman pengguna (seperti prosesor, RAM, penyimpanan, dan layar) sambil meminimalkan biaya pada aspek lain yang kurang kritis (seperti bahan premium yang tidak terlihat, atau fitur yang jarang digunakan). Dengan harga foldable yang secara inheren tinggi karena teknologi inti, sangat sulit bagi Poco untuk menerapkan strategi ini. Untuk mencapai harga yang terjangkau, mereka mungkin harus berkompromi pada performa atau kualitas konstruksi, yang keduanya tidak dapat diterima oleh merek Poco.
Pilar 2: Faktor Performa dan Durabilitas—Tantangan Teknis Ponsel Lipat
Kualitas dan Keandalan Engsel serta Layar Lipat
Meskipun teknologi ponsel lipat telah berkembang pesat, kekhawatiran seputar durabilitas masih menjadi isu. Engsel adalah komponen mekanis yang kompleks dan rentan terhadap keausan seiring waktu. Layar yang dapat lipat juga masih memiliki batasan dalam hal ketahanan terhadap goresan, benturan, dan tekanan dari lipatan berulang. Garis lipatan pada layar, meskipun semakin samar, tetap ada dan dapat memengaruhi pengalaman visual. Bagi Poco, yang mengedepankan performa ekstrem dan keandalan, meluncurkan produk yang berpotensi memiliki masalah durabilitas akan merusak reputasi merek.
Poco ingin memastikan bahwa setiap produk yang mereka luncurkan memberikan pengalaman tanpa kompromi. Mengingat kompleksitas dan kebaruan teknologi lipat, mencapai standar durabilitas yang tinggi dengan biaya produksi yang rendah masih merupakan tantangan besar.
Mereka perlu memastikan bahwa produk yang akan mereka keluarkan tidak hanya memiliki performa yang baik, tetapi juga kokoh dan tahan lama untuk penggunaan sehari-hari yang heavy, sesuai dengan ekspektasi pengguna Poco.
Optimasi Perangkat Lunak dan Hardware untuk Desain Lipat yang Kompleks
Selain tantangan hardware, optimasi perangkat lunak juga menjadi faktor penting. Mengembangkan antarmuka pengguna yang mulus dan intuitif untuk layar yang bisa berubah ukuran dan bentuk memerlukan upaya rekayasa perangkat lunak yang signifikan. Transisi aplikasi antara mode layar lipat dan terbentang, serta fitur multitasking yang dioptimalkan untuk layar besar, membutuhkan investasi besar dalam R&D. Poco mungkin merasa bahwa investasi ini, saat ini, lebih baik dialokasikan untuk meningkatkan performa inti pada perangkat konvensional mereka.
Pilar 3: Pasar Niche—Kenyataannya Pengguna Foldable Masih Terbatas
Adopsi Pengguna dan Persepsi Konsumen Terhadap Ponsel Lipat
Meskipun ada tren global, kenyataannya pengguna foldable masih merupakan segmen pasar yang kecil. Banyak konsumen masih melihat ponsel lipat sebagai barang mewah, sebuah eksperimen teknologi, atau produk yang belum sepenuhnya matang. Kekhawatiran tentang harga, durabilitas, dan nilai jangka panjang masih menghambat adopsi massal. Kebanyakan pengguna masih memilih smartphone konvensional yang lebih terjangkau dan telah terbukti keandalannya.
Sebagai merek yang berfokus pada volume penjualan dan menyasar segmen pasar yang lebih luas, Poco perlu memastikan bahwa produk yang mereka luncurkan memiliki daya tarik yang masif. Mengingat pasar ponsel lipat yang masih niche, investasi untuk bikin ponsel lipat mungkin tidak memberikan ROI (Return on Investment) yang diharapkan oleh Poco Global, terutama jika itu berarti mengorbankan fokus pada segmen pasar mereka yang jauh lebih besar.
Fokus Poco pada Segmen Pasar Utamanya
Poco memiliki pemahaman yang sangat jelas tentang siapa target pasarnya: para gamer, penggemar teknologi yang sadar harga, dan pengguna yang membutuhkan performa tinggi untuk pekerjaan atau hiburan, tanpa harus membayar harga premium yang sangat mahal. Segmen ini masih sangat besar dan terus tumbuh. Daripada mengalihkan sumber daya untuk bikin ponsel lipat yang mungkin hanya menarik sebagian kecil dari populasi, Poco memilih untuk memperkuat positioning mereka di segmen pasar yang sudah mereka kuasai.
Ini memungkinkan Poco untuk terus berinovasi dalam hal prosesor, sistem pendingin, kecepatan pengisian daya, dan fitur-fitur lain yang langsung relevan dengan kebutuhan pengguna inti mereka. Fokus yang tajam ini adalah salah satu kunci kesuksesan Poco dalam menciptakan produk-produk yang resonan dengan audiensnya.
Masa Depan Ponsel Lipat dan Kemungkinan Perubahan Posisi Poco
Evolusi Teknologi dan Potensi Penurunan Harga
Industri teknologi tidak pernah statis. Apa yang mahal dan rumit hari ini, bisa jadi terjangkau dan umum besok. Hal yang sama berlaku untuk ponsel lipat. Seiring berjalannya waktu, teknologi engsel dan layar fleksibel akan terus berevolusi, menjadi lebih murah untuk diproduksi, lebih tahan lama, dan lebih efisien. Skala ekonomi juga akan berperan; semakin banyak produsen yang bikin ponsel lipat, semakin besar peluang penurunan biaya komponen.
Ketika biaya produksi turun secara signifikan, dan masalah durabilitas terpecahkan, harga foldable juga akan menjadi lebih kompetitif. Saat itulah ponsel lipat akan mulai bergerak dari segmen harga premium ke segmen menengah, bahkan mungkin ke segmen yang lebih terjangkau, yang merupakan wilayah utama Poco.
Kapan Poco Akan Merangkul Tren Ponsel Lipat?
Berdasarkan filosofi dan pernyataan dari Poco Global, kemungkinan besar Poco akan merangkul tren ponsel lipat ketika tiga kondisi utama terpenuhi:
- Harga Foldable Menjadi Kompetitif: Ketika teknologi lipat bisa diintegrasikan tanpa secara drastis menaikkan harga jual, sehingga tetap selaras dengan strategi “extreme price” Poco.
- Durabilitas dan Performa Optimal: Ketika teknologi engsel dan layar lipat sudah terbukti sangat andal dan tidak menimbulkan kekhawatiran bagi pengguna sehari-hari, serta mampu mendukung performa ekstrem yang Poco janjikan.
- Pasar Niche Bergeser ke Mainstream: Ketika kenyataannya pengguna foldable sudah jauh lebih banyak dan produk ini tidak lagi dianggap sebagai “barang mewah” atau sekadar barang baru, melainkan sebagai pilihan smartphone yang praktis dan fungsional untuk segmen yang lebih luas.
Poco tidak akan menjadi yang pertama, tetapi mereka akan menjadi salah satu yang paling efisien dalam memberikan nilai terbaik ketika waktu itu tiba. Mereka akan menunggu, mempelajari pasar, dan kemudian mungkin akan meluncurkan ponsel lipat yang benar-benar mengubah permainan, seperti yang mereka lakukan dengan Poco F1 di masa lalu.
Implikasi Keputusan Poco terhadap Industri Smartphone
Menjaga Keseimbangan Inovasi dan Aksesibilitas
Keputusan Poco untuk tidak terburu-buru bikin ponsel lipat memiliki implikasi penting bagi industri smartphone secara keseluruhan. Di satu sisi, ini menunjukkan bahwa tidak semua inovasi harus diikuti secara membabi buta. Ada nilai dalam fokus dan konsistensi merek. Poco menjadi pengingat bahwa tidak semua konsumen mencari teknologi terbaru dengan harga premium yang tinggi.
Di sisi lain, Poco memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan antara inovasi dan aksesibilitas. Dengan tetap berfokus pada smartphone konvensional berkinerja tinggi dengan harga terjangkau, Poco memastikan bahwa performa ekstrem tidak hanya menjadi hak eksklusif segmen premium. Ini mendorong produsen lain untuk juga mempertimbangkan segmen nilai, bahkan saat mereka berlomba di segmen ponsel lipat yang mahal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai tren dan perkembangan ponsel lipat, Anda bisa mengunjungi GSM Arena yang sering mengulas perkembangan teknologi ini.
Mendorong Persaingan di Segmen Non-Lipat yang Lebih Luas
Dengan tidak terjun ke pasar ponsel lipat, Poco justru menguatkan posisinya di segmen smartphone non-lipat, terutama di kategori menengah ke atas yang mencari performa terbaik. Ini memicu persaingan yang sehat dengan merek-merek lain di segmen tersebut, mendorong semua pihak untuk terus berinovasi dalam hal prosesor, baterai, layar, dan fitur lain yang relevan dengan pengalaman pengguna sehari-hari.
Fokus Poco ini juga menegaskan kembali bahwa masih ada pasar yang sangat besar untuk smartphone tradisional yang andal dan bertenaga. Ini memberi pilihan kepada konsumen yang mungkin tertarik dengan tren global, tetapi tidak yakin untuk berinvestasi pada ponsel lipat dengan harga foldable yang masih sangat tinggi dan potensi masalah durabilitas.
FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Poco dan Ponsel Lipat
Berikut adalah beberapa pertanyaan umum yang sering muncul mengenai Poco dan pandangannya terhadap ponsel lipat:
-
Apakah Poco punya rencana untuk bikin ponsel lipat di masa depan?
Poco Global belum secara resmi mengumumkan rencana pasti. Namun, mereka cenderung menunggu teknologi ponsel lipat menjadi lebih matang, durabel, dan terjangkau sebelum mempertimbangkan untuk terjun ke pasar ini. -
Apa yang menjadi prioritas utama Poco saat ini?
Prioritas utama Poco adalah terus menghadirkan smartphone dengan “performa ekstrem” dan “harga ekstrem” yang kompetitif di segmen smartphone konvensional. Mereka fokus pada spesifikasi inti yang memberikan nilai terbaik bagi pengguna. -
Apakah Poco menganggap ponsel lipat tidak inovatif?
Tidak, Poco mengakui inovasi pada ponsel lipat. Namun, mereka menilai bahwa saat ini, teknologi tersebut masih memiliki harga premium yang terlalu tinggi dan tantangan durabilitas yang belum sepenuhnya sejalan dengan filosofi dan positioning merek Poco. -
Kenapa harga ponsel lipat masih sangat mahal?
Harga foldable masih mahal karena kompleksitas teknologi engsel, biaya produksi layar fleksibel yang tinggi, serta upaya riset dan pengembangan yang besar. -
Siapa itu Angus Ng dan apa relevansinya dengan Poco?
Angus Ng adalah mantan Head of Product Marketing Poco Global. Pernyataannya memberikan wawasan langsung tentang strategi dan pemikiran internal Poco mengenai produk dan pasar, termasuk mengapa mereka tak tertarik bikin ponsel lipat (untuk sekarang). -
Apakah Poco takut bersaing dengan merek lain di pasar ponsel lipat?
Bukan masalah takut bersaing, melainkan masalah keselarasan strategis. Poco sangat fokus pada target pasar mereka. Berinvestasi pada ponsel lipat dengan harga premium saat ini akan mengalihkan sumber daya dari segmen inti mereka yang lebih besar dan menguntungkan. -
Bagaimana jika teknologi lipat semakin murah di masa depan?
Jika teknologi lipat menjadi lebih terjangkau dan durabel, kemungkinan besar Poco akan mempertimbangkan untuk masuk ke pasar tersebut. Mereka akan melihat apakah mereka bisa menawarkan “performa ekstrem” dengan “harga ekstrem” pada perangkat lipat.
Kesimpulan: Poco Tetap Setia pada Visi Awalnya
Pungkasnya, keputusan mengapa Poco tak tertarik bikin ponsel lipat (untuk sekarang) bukanlah tanpa alasan. Ini adalah hasil dari pertimbangan strategis yang matang, berakar pada filosofi inti Poco yang mengedepankan performa ekstrem dan harga ekstrem. Melalui pandangan dari Angus Ng, mantan Head of Product Marketing Poco Global, kita memahami bahwa faktor harga premium, tantangan durabilitas dan performa teknologi lipat, serta kenyataannya pengguna foldable yang masih terbatas di pasar niche, menjadi alasan kuat bagi Poco untuk menahan diri.
Poco tidak anti-inovasi, tetapi mereka memilih untuk berinovasi dengan cara yang paling relevan bagi audiens inti mereka. Mereka tetap setia pada positioning mereka sebagai “Flagship Killer” yang menyediakan nilai terbaik, daripada mengejar setiap tren global yang muncul. Dengan fokus yang jelas, Poco terus memperkuat posisinya di pasar smartphone konvensional, sambil mengamati perkembangan teknologi ponsel lipat dari kejauhan.
Masa depan mungkin akan membawa perubahan, tetapi untuk saat ini, Poco tetap pada jalannya, memberikan performa maksimal tanpa mengharuskan konsumen membayar extreme price.